09 Juli 2022
oleh Dhika FS Ahmad
Berpuasa merupakan salah satu amalan ibadah yang bermanfaat baik bagi kesehatan fisik maupun mental. Sebagaimana dalam salah satu hadits yang diriwayatkan Ath-Thabrani dalam Mu’jam al-Awsath yang berbunyi “Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Saw bersabda, “Berpuasalah niscaya kalian akan sehat”. Namun, tahukah kalian bahwa terdapat hari-hari tertentu dalam agama Islam yang tidak diperkenankan untuk berpuasa. Ya, betul salah satunya yaitu hari tasyrik. Hari tasyrik jatuh pada tanggal 11 sampai 13 Dzulhijjah. Lantas, apa makna di balik hari-hari tasyrik dan apa amalan yang harus dilakukan oleh umat Islam? Yuk, simak penjelasan berikut.
Hari tasyrik merujuk pada tiga hari di bulan Dzulhijjah yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13. Tiga hari tersebut masih termasuk ke dalam rangkaian Hari Raya Idul Adha. Makna hari tasyrik dilatar belakangi oleh beberapa peristiwa. Pertama, pada hari tasyriq orang-orang menjemur (yusyarriqun) daging kurban. Kedua, pada hari tasyriq orang-orang mendapatkan daging kurban yang kemudian diolah menjadi dendeng. Ketiga, arti kata tasyriq juga berarti menyinarkan cahaya, hal ini sesuai dengan arti dari kata Adha yaitu nampak, sehingga pada hari Adha “mulai nampak” disusul dnegan Tasyriq “sinar cahaya” (Rozi dilansir dari Laduni.ID).
Selain hal tersebut, manakala dikupas lebih dalam hari tasyrik merupakan peleburan dua unsur pembangun dalam diri manusia yaitu makan dan minum (jasmaniah) serta dzikir (rohaniah). Apabila ditinjau dari proses pencipataanya, bahan dasar manusia adalah tanah yang identik dengan kotor, rendah, dan lembek yang kemudian bercampur dengan ruh Tuhan yang luhur. Pertemuan dua unsur pembangun tersebut akan membentuk manusia yang tidak hanya mewarisi kebaikan-kebaikan sang pencipta tetapi juga kerendahan tanah. Namun, kita lebih sering memenuhi kebutuhan yang bersifat jasmaniah dibandingkan dengan kebutuhan yang bersifat rohaniah.
Oleh sebab itu, kita diberi kesempatan selama tiga hari untuk memuaskan kebutuhan jasmaniah, tetapi dengan syarat harus seimbang. Artinya, diseimbangan dengan amalan-amalan salah satunya dzikir supaya jiwa kita tidak kering dan lapar. Intinya kedua unsur tersebut dibutuhkan untuk menyeimbangkan kehidupan (Nursasi, dilansir dari titro.id). Hematnya, hari tasyrik merupakan salah satu upaya atau syariat untuk semakin giat dalam beribadah mengingat Allah Swt. sebab bentuk syukur paling sempurna atas nikmat yang diberikan adalah dengan semakin giat melakukan ibadah.
Komentar Terbaru