Jumat, 11 Okt 2024
  • SMK Nu Kota Tasikmalaya - SMK Center Of Exelence Tahun 2020 - SMK PK Tahun 2021 - Sekolah Penggerak Tahun 2021 - SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan Industri 2022

Nuzululqur’an: Literasi yang Abadi

Nuzululqur’an: Literasi yang Abadi

oleh: Dhika FS Ahmad

Kata literasi memang sudah tak asing lagi di era digitalisasi. Ya, benar diksi tersebut kini sering digemakan dalam berbagai ranah. Literasi memang erat kaitannya dengan membaca, tetapi makna tersebut tidaklah cukup untuk memaknai kegiatan tersebut. Oleh karena itu, masih banyak yang keliru mengenai hakikat makna dari kata “literasi”. Literasi merupakan kemampuan untuk memahami dan mengolah informasi baik secara tersurat maupun tersirat sehingga wawasan yang telah diperoleh dapat diimplementasikan sebagai bekal mengembangkan pengetahuan dan potensi diri. Makna tersebut selaras dengan latar belakang peristiwa yang sering diperingati pada setiap malam 17 Ramadan yaitu peristiwa Nuzululqur’an. Kiranya perlu kita kupas hubungan antara literasi dengan peristiwa Nuzululqur’an.

Proses diturunkanya Al-Qur’an menurut Jumhur (Kesepakatan) Ulama ada tiga yaitu pertama Al-Qur’an diturunkan dari Allah Swt. ke al-Lauh al-Mahfudz. Pada peristiwa ini tidak ada yang mengetahui pasti kapan dan bagaimana Al-Qur’an diturunkan. Intinya Al-Qur’an diturunkan ke al-Lauh al-Mahfudz sekaligus dengan kesimpulan yang diperoleh dari lafaz an-nuzul. Kedua, Al-Qur’an diturunkan dari al-Lauh al-Mahfudz ke Bait al-Izzah di as-Samai ad-Dunya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan tafsir dari QS. Al-Qadar ayat 1 yang berbunyi “Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan”. dan Hadist Riwayat Ibnu ‘Abbas yang berbunyi “Al-Qur’an diturunkan secara sekaligus ke langit dunia, dan hal itu adalah seperti perpindahan bintang-bintang. Allah menurunkannya kepada Nabi Muhammad sedikit demi sedikit”. Artinya Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur pada malam Lailatulqadar. Kemudian yang ketiga Al-Qur’an diturunkan dari Baitul’Izzah kepada Nabi Muhammad Saw. Hal tersebut tertera dalam QS. Al-Isra ayat 106 yang berbunyi “Dan Al-Qur’an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kami membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian”. Artinya, Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad Saw. selama masa risalahanya. Hal ini berkaitan dengan peristiwa diturunkannya QS. Al-Alaq ayat 1-5 kepada Nabi Muhammad Saw. melalui Jibril AS. Peristiwa tersebut terjadi di Gua Hira (Makkah) pada malam ke-17 di bulan Ramadan yang bertepatan dengan Agustus 610M. Isi kandungan dari QS. Al-Alaq ayat 1-5 mengkaji antara lain tentang pentingnya ilmu pengetahuan bagi umat manusia, proses penciptaan manusia, instruksi banyak membaca dan belajar, anjuran untuk mencari ilmu, serta perintah untuk tidak mudah menyerah. Sementara itu, Al-Qur’an diturunkan dalam dua periode yaitu periode Makkah (610-622M) dan periode Madinah (622-632M).

Berkaitan dengan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan literasi sudah menjadi suatu kewajiban bagi umat muslim untuk banyak membaca dan memahami apa yang dibacanya. Sebab Al-Quran merupakan mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin dahsyat. Al-Qur’an diturunkan Allah kepada Rasulullah untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap (jahiliyah) menuju yang terang yaitu agama Islam yang rahmatan lil’alamin dan membimbing mereka ke jalan yang lurus. Jadi, peringatan Nuzululqur’an bukanlah hanya sekadar membaca tetapi juga memahami isi yang terkandung di dalamnya

admin

Tulisan Lainnya

Mulih Dilik ke Udik
Oleh : Dhika FS Ahmad

Mulih Dilik ke Udik

0 Komentar

KELUAR
Need Help?